Dalam hubungan dengan orang lain tentunya kita harus melakukan
komunikasi. Dalam komunikasi dengan orang lain tentunya ada etika agar
kata-kata yang kita ucapkan tidak sia-sia dan tidak pula menyakiti
perasaan orang lain. Etika komunikasi itu adalah aturan agar ketika
berkomunikasi dengan orang lain ataupun dengan orang tercinta dapat
memberikan manfaat. Etika itu dibagi lagi menjadi dua yaitu
etika dalam makna kata-kata yang di ucapkan dan etika dalam sikap ketika
mengucapkannya . Langsung saja ini lah etika dalam makna kata-kata yang
di ucapkan berdasarkan AL-Qur’an :
1. Berkata yang Benar (Qaulan Sadiidan)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Q.S Al-Ahzab : 70).
Integritas seseorang salah satunya ditunjukkan dari perkataannya yang
benar. Orang yang sering berbohong tidak akan dipercaya, sehingga
kata-katanya menjadi sia-sia. Bicaralah sesui fakta dan hindari menambah
ataupun mengurangi apa yang sebenarnya terjadi.
2. Berkata yang Baik (Qaulan Ma’rufan)
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah)
orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila
orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang
baik.” (Q.S. Al-Furqon: 63).
Etika berbicara yang utama adalah kerendahan hati dan tidak
menyombongkan diri. Berkata baiklah kepada siapapun, dalam kondisi
apapun dan dimanapun. Ketika akan berbicara dengan orang lain, pilihlah
dan pikirkan kata-kata yang baik dan sampaikanlah dengan cara yang
terbaik pula.
3. Berkata Lembut (Qaulan Layyinan)
“Maka bicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Q.S. Thaha : 44).
Ketika kita berbicara dengan orang lain, gunakanlah intonasi yang
lembut, sekalipun pembicara tersebut dimaksudkan untuk memberikan
peringatan atau teguran, apalagi jika pembicara tersebut dimaksudkan
untuk silaturrahim. Penggunaan intonasi ini sangat penting guna menjaga
stabilitas emosi yang berbicara maupun yang mendengarkannya. Terjaganya
stabilitas emosi antara kedua belah pihak, sehingga pesan akan mudah
diterima dengan baik oleh mitra bicara.
4. Berkata yang Penuh Makna (Qaulan Baliigha)
“Dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS An-Nisa: 63).
Sangatlah bijak bila kita berbicara dengan menggunakan kata pilihan
yang mampu menembus hati dan pikiran mitra bicara. Artinya, dengan
sedikit bicara, pesan yang ingin kita sampaikan dapat diterima dengan
baik dan bermanfaat oleh mitra bicara.
5. Berkata yang Berkualitas (Qaulan Tsaqilaan)
“Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.” (QS Al-Muzzamil: 5).
Beberapa ulama menafsirkan perkataan yang berat pada ayat tersebut
sebagai perkataan yang berkualitas atau berbobot. Kemampuan seseorang
untuk berbicara dengan berbobot membutuhkan pengetahuan dan wawasan yang
luas. Berbicaralah dengan tujuan yang jelas dan referensi yang kuat.
6. Berkata Mulia (Qaulan Karimaan)
“…maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada
mereka perkataan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).
Perkataan yang mulia merupakan bentuk penghormatan kita kepada mitra
bicara. Wujud dari menghormati tersebut terlihat dari tutur kata yang
santun, tenang dan menempatkan mitra bicara pada posisi yang mulia.
7. Berkata Sederhana dan Menyenangkan (Qaulan Maysura)
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari
Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang
mudah dan menyenangkan.” (QS Al-Isra: 28).
Berbicaralah dengan perkataan yang sesederhana mungkin, sehingga
perkataan kita mudah dimengerti oleh orang lain. Kemampuan
menyederhanakan perkataan menunjukkan kesungguhan niat untuk menjalin
hubungan yang baik dengan mitra bicara. Semakin sederhana suatu
perkataan, semakin lancar pula proses komunikasi yang dilakukan, karena
pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat dan mudah oleh
mitra bicara.
Dan inilah etika dalam sikap ketika mengucapkannya:
1. Menyapa dengan santun
Ketika bertemu dengan orang lain yang kita kenal hendaklah sapalah
dengan santun, dengan salam dan dengan senyum. Mendekati dan bersalaman
akan lebih membuat rasa persaudaraan semakin erat. Lalu ketika kita ada
diruang tunggu dan disebelah ada orang yang tidak kita kenal sapa dan
berkenalanlah , tentunya dengan santun juga. Menyapa dengan santun itu
dapat membuka hati orang yang tak dikenal agar bisa menerima kita enjadi
kawan atau teman atau yang lain, sedangkan menyapa dengan santun untuk
orang yang sudah kita kenal, dapat memperakrab dan memperkuat tali
cinta.
2. Menjadi pendengan yang baik.
Ketika sudah memasuki dalam tahap komunikasi, tentunya kita harus siap
menghadapi cara berkomunikasi mereka. Mungkin ada yang bicaranya banyak
atau cerewet, ada yang pendiam dan yang lain-lain. Untuk menghadapi
orang yang banyak bicaranya maka jadilah pendengar yang baik walaupun
dengan sedikit tidak menyenangkan. Pendengar yang baik bukanlah hanya
mendengarkan saja, melainkan dengan perilaku yang lain, misalkan,
sekali-kali tatap matanya sebagai tanda kita memperhatikan, senyum, dan
sekali-kali menganggukan kepala.
Cara ini adalah agar orang itu senang ketika perkataannya
didengarkan, dan walalupun kita sedikit tak nyaman, jangan pernah dalam
hati berkata yang tidak-tidak, dengarkanlah saja dengan cara seperti
itu, tentu ada manfaatnya dibalik itu semua. Lalu apabila berhadapan
dengan orang pendiam, dan bicaranya sedikit, harus dapat memancing agar
ada komunikasi timbal balik, dengan cara ……
3. Mengajukan Pertanyaan
Untuk menghadapi orang pendiam dengan cara mengajukan pertanyaan
sederhana, jangan menanyakan namanya dahulu, karena pasti jawabannya
akan singkat, berilah pertanyaan yang kira-kira ia akan menjawab dengan
panjang, tentu kalau kita bisa membuat orang pendiam jadi cerewet itu
sangat menyenangkan.
Contoh pertanyaan yang akan dijawabnya dengan panjang misalkan, dengan berawalanbagaimana bla
bla bla bla ….? Dengan begitu jawabannya akan panjang . Dan yang harus
diperhatikan, pertanyaan itu harus sesuai dengan orangnya, misalkan
orang itu kelihatannya adalah guru, jangan tanyakan bagaimana cara
membuat obat? wah tentu itu salah.
4. Jangan Sok-Tau
Ini yang membahayakan dalam hal berkomunikasi, ketika berkomunikasi dan
ada timbal baliknya, jangan merasa sok tau tentang apa yang dibicarakan
orang yang berkomunikasi dengan kita.
Ketika orang bercerita tentang singapura, kita sok tau, wah, aku sudah
pernah kesana bahkan sampai lima kali coba …? disana tuh ada ini dan itu
pokoknya aku tau semua deh … Hindari hal seperti itu.
5. Memotong Pembicaraan
Memotong pembicaraan adalah hal yang menyakitkan, belum berkata A dengan
sempurna, kita langsung berkata B, belum berbicara dengan tuntas,
kitapun langsung menjawab, hal ini bukanlah etika dalam berkomunikasi.
Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berbicara dengan
orang lain. Jagalah lisanmu dari hal-hal yang sia-sia. Sekian, Semoga
bermanfaat.
Jumat, 03 Agustus 2012
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar