Ageboy Blog: http://ageboy.blogspot.com/2012/04/cara-agar-blog-tidak-bisa-di-copy-paste.html#ixzz25BNsx0TT Etika Ketika Berbicara dengan Orang Lain ~ About Informatic and Technology

Pages

Jumat, 03 Agustus 2012

Etika Ketika Berbicara dengan Orang Lain

Dalam hubungan dengan orang lain tentunya kita harus melakukan komunikasi. Dalam komunikasi dengan orang lain tentunya ada etika agar kata-kata yang kita ucapkan tidak sia-sia dan tidak pula menyakiti perasaan orang lain.  Etika komunikasi  itu adalah aturan agar ketika berkomunikasi dengan orang lain ataupun dengan orang tercinta dapat memberikan manfaat. Etika itu dibagi lagi menjadi dua yaitu etika dalam makna kata-kata yang di ucapkan dan etika dalam sikap ketika mengucapkannya . Langsung saja ini lah etika dalam makna kata-kata yang di ucapkan berdasarkan AL-Qur’an :

1.  Berkata yang Benar (Qaulan Sadiidan)
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar.” (Q.S Al-Ahzab : 70).
Integritas seseorang salah satunya ditunjukkan dari perkataannya yang benar. Orang yang sering berbohong tidak akan dipercaya, sehingga kata-katanya menjadi sia-sia. Bicaralah sesui fakta dan hindari menambah ataupun mengurangi apa yang sebenarnya terjadi.

2. Berkata yang Baik (Qaulan Ma’rufan)
“Dan hamba-hamba Tuhan yang Maha Penyayang itu (ialah) orang-orang yang berjalan di atas bumi dengan rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa mereka, mereka mengucapkan kata-kata yang baik.” (Q.S. Al-Furqon: 63).
Etika berbicara yang utama adalah kerendahan hati dan tidak menyombongkan diri. Berkata baiklah kepada siapapun, dalam kondisi apapun dan dimanapun. Ketika akan berbicara dengan orang lain, pilihlah dan pikirkan kata-kata yang baik dan sampaikanlah dengan cara yang terbaik pula.

3.  Berkata Lembut (Qaulan Layyinan)
“Maka bicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia ingat atau takut.” (Q.S. Thaha : 44).
Ketika kita berbicara dengan orang lain, gunakanlah intonasi yang lembut, sekalipun pembicara tersebut dimaksudkan untuk memberikan peringatan atau teguran, apalagi jika pembicara tersebut dimaksudkan untuk silaturrahim. Penggunaan intonasi ini sangat penting guna menjaga stabilitas emosi yang berbicara maupun yang mendengarkannya. Terjaganya stabilitas emosi antara kedua belah pihak, sehingga pesan akan mudah diterima dengan baik oleh mitra bicara.

4.  Berkata yang Penuh Makna (Qaulan Baliigha)
 “Dan Katakanlah kepada mereka perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.” (QS An-Nisa: 63).
Sangatlah bijak bila kita berbicara dengan menggunakan kata pilihan yang mampu menembus hati dan pikiran mitra bicara. Artinya, dengan sedikit bicara, pesan yang ingin kita sampaikan dapat diterima dengan baik dan bermanfaat oleh mitra bicara.

5. Berkata yang Berkualitas (Qaulan Tsaqilaan)
 “Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang berat.” (QS Al-Muzzamil: 5).
Beberapa ulama menafsirkan perkataan yang berat pada ayat tersebut sebagai perkataan yang berkualitas atau berbobot. Kemampuan seseorang untuk berbicara dengan berbobot membutuhkan pengetahuan dan wawasan yang luas. Berbicaralah dengan tujuan yang jelas dan referensi yang kuat.

6. Berkata Mulia (Qaulan Karimaan)
 “…maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.” (QS Al-Isra: 23).
Perkataan yang mulia merupakan bentuk penghormatan kita kepada mitra bicara. Wujud dari menghormati tersebut terlihat dari tutur kata yang santun, tenang dan menempatkan mitra bicara pada posisi yang mulia.

7. Berkata Sederhana dan Menyenangkan (Qaulan Maysura)
“Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka ucapan yang mudah dan menyenangkan.” (QS Al-Isra: 28).
Berbicaralah dengan perkataan yang sesederhana mungkin, sehingga perkataan kita mudah dimengerti oleh orang lain. Kemampuan menyederhanakan perkataan menunjukkan kesungguhan niat untuk menjalin hubungan yang baik dengan mitra bicara. Semakin sederhana suatu perkataan, semakin lancar pula proses komunikasi yang dilakukan, karena pesan yang ingin disampaikan dapat diterima dengan cepat dan mudah oleh mitra bicara.

Dan inilah etika dalam sikap ketika mengucapkannya:

1. Menyapa dengan santun
Ketika bertemu dengan orang lain yang kita kenal hendaklah sapalah dengan santun, dengan salam dan dengan senyum. Mendekati dan bersalaman akan lebih membuat rasa persaudaraan semakin erat. Lalu ketika kita ada diruang tunggu dan disebelah ada orang yang tidak kita kenal sapa dan berkenalanlah , tentunya dengan santun juga. Menyapa dengan santun itu dapat membuka hati orang yang tak dikenal agar bisa menerima kita enjadi kawan atau teman atau yang lain, sedangkan menyapa dengan santun untuk orang yang sudah kita kenal, dapat memperakrab dan memperkuat tali cinta.

2. Menjadi pendengan yang baik.
Ketika sudah memasuki dalam tahap komunikasi, tentunya kita harus siap menghadapi cara berkomunikasi mereka. Mungkin ada yang bicaranya banyak atau cerewet, ada yang pendiam dan yang lain-lain. Untuk menghadapi orang yang banyak bicaranya maka jadilah pendengar yang baik walaupun dengan sedikit tidak menyenangkan. Pendengar yang baik bukanlah hanya mendengarkan saja, melainkan dengan perilaku yang lain, misalkan, sekali-kali tatap matanya sebagai tanda kita memperhatikan, senyum, dan sekali-kali menganggukan kepala.
Cara ini adalah agar orang itu senang ketika perkataannya didengarkan, dan walalupun kita sedikit tak nyaman, jangan pernah dalam hati berkata yang tidak-tidak, dengarkanlah saja dengan cara seperti itu, tentu ada manfaatnya dibalik itu semua. Lalu apabila berhadapan dengan orang pendiam, dan bicaranya sedikit, harus dapat memancing agar ada komunikasi timbal balik, dengan cara ……

3. Mengajukan Pertanyaan
Untuk menghadapi orang pendiam dengan cara mengajukan pertanyaan sederhana, jangan menanyakan namanya dahulu, karena pasti jawabannya akan singkat, berilah pertanyaan yang kira-kira ia akan menjawab dengan panjang, tentu kalau kita bisa membuat orang pendiam jadi cerewet itu sangat menyenangkan.
Contoh pertanyaan yang akan dijawabnya dengan panjang misalkan, dengan berawalanbagaimana bla bla bla bla ….? Dengan begitu jawabannya akan panjang . Dan yang harus diperhatikan, pertanyaan itu harus sesuai dengan orangnya, misalkan orang itu kelihatannya adalah guru, jangan tanyakan bagaimana cara membuat obat? wah tentu itu salah.

4. Jangan Sok-Tau
Ini yang membahayakan dalam hal berkomunikasi, ketika berkomunikasi dan ada timbal baliknya, jangan merasa sok tau tentang apa yang dibicarakan orang yang berkomunikasi dengan kita.
Ketika orang bercerita tentang singapura, kita sok tau, wah, aku sudah pernah kesana bahkan sampai lima kali coba …? disana tuh ada ini dan itu pokoknya aku tau semua deh … Hindari hal seperti itu.

5. Memotong Pembicaraan
Memotong pembicaraan adalah hal yang menyakitkan, belum berkata A dengan sempurna, kita langsung berkata B, belum berbicara dengan tuntas, kitapun langsung menjawab, hal ini bukanlah etika dalam berkomunikasi.
Inilah beberapa hal yang harus diperhatikan ketika berbicara dengan orang lain. Jagalah lisanmu dari hal-hal yang sia-sia. Sekian, Semoga bermanfaat.

0 komentar:

Posting Komentar