Layanan telekomunikasi generasi keempat (4G) dengan teknologi Long
Term Evolution (LTE) untuk pertama kalinya diluncurkan secara komersial
oleh TeliaSonera bekerja sama dengan Ericsson di Stockholm, Swedia. Peluncuran komersial ini lebih awal dari target yang
direncanakaan sebelumnya.
“Era baru dari pita lebar bergerak baru saja dimulai hari ini. Dengan
LTE, yang juga disebut dengan 4G, pengalaman pita lebar bergerak Anda
bergerak ke tingkat yang lebih tinggi. Kecepatan LTE memberikan Anda
rasa kemudahan dalam mengakses pita lebar,” kata Carl-Hendric Svanvberg,
Presiden dan CEO Ericsson, dalam siaran pers yang diterima Kompas.com.
LTE didesain untuk memindahkan jumlah data yang sangat besar dengan
cara yang hemat dan efisien, mengoptimalkan penggunaan pita frekuensi,
dan mengangkat kecepatan akses nirkabel secepat menggunakan serat optik.
Dengan keadaan apapun, pelanggan dapat menikmati layanan online untuk
media baik HD video, permainan jaringan, dan layanan multimedia lainnya
dengan mudah sambil bergerak.
Kebutuhan data atau akses Internet semakin tinggi. Tak hanya di negara
maju, di negara-negara berkembang pun demikian, bahkan kebutuhannya
lebih besar karena berbanding sejajar dengan populasi penduduk yang
tidak sedikit.
Teknologi 4G, atau 4th-generation technology,
mengacu pada pengembangan teknologi telepon selular. 4G merupakan
pengembangan dari teknologi 3G. Biasanya teknologi ini disebut IEEE
(Institute of Electrical and Electronics Engineers) dengan istilah "3G
and beyond".
Lalu, apa kelebihan 4G? Sistem 4G dapat menyediakan
solusi IP yang komprehensif di mana suara, data, dan arus multimedia
dapat sampai pada pengguna kapan saja dan di mana saja, dengan rata-rata
kecepatan data lebih tinggi dari generasi sebelumnya.
Terdapat
beberapa pendapat tentang 4G, di antaranya 4G akan menjadi sistem
berbasis IP terintegrasi penuh. Ini akan dicapai ketika teknologi kabel
dan nirkabel dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mbps dan
1Gbps.
Nantinya, setiap handset 4G akan langsung mempunyai nomor IPv6
dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi Internet telephony yang
berbasis Session Initiation Protocol (SIP).
Anda pernah mendengar
istilah Worldwide Interoperability for Microwave Access atau 'WiMAX'?
Ya, itu adalah salah satu contoh teknologi 4G. Diberitakan
Wikipedia.org, teknologi 4G WiMAX sendiri bisa dibagi tiga bagian
generasi, yaitu:
- WiMAX 16.d, atau sering disebut WiMAX nomadic dengan mobilitas terbatas hingga kecepatan 70 Mbps
- WiMAX 16.e, merupakan WiMAX mobile dengan mobilitas tinggi hingga kecepatan 144Mbps.
- WiMAX 16.m, WiMAX mobile dengan mobilitas tertinggi sementara ini hingga kecepatan 1Gbps.
Di
Indonesia, teknologi ini sudah coba diimplementasikan pada bulan Juni
silam oleh operator Firstmedia dengan merek dagang Sitra WiMAX.
Kabarnya, First Media menginvestasikan kocek sebesar 350 juta dollar AS
untuk mengembangkan layanan Internet nirkabel berkecepatan tinggi
berbasis teknologi Wimax hingga 10 tahun ke depan.
Sebagaimana
diketahui, Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang
terbaru dari PT Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless
Broadband pertama di Indonesia di daerah terpadat, yakni Jakarta dan
sekitarnya, sekaligus memiliki hak izin BWA termahal, termasuk di
Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten, Sumatera
Utara, dan Propinsi NAD.
Sitra WiMAX beroperasi pada spektrum
pita frekuensi 2.3 GHz dengan jangkauan lebih luas dan kemampuan
transmisi lebih cepat yakni mencapai 75 Mbps. Layanannya dalam beberapa
waktu ke depan akan digelar di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi,
dan Banten.
Sitra sendiri memenangkan tender Wimax untuk zona
Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Jabodetabek, dan Provinsi Banten.
Sitra Wimax sendiri sudah lolos uji laik operasi (ULO) oleh Ditjen
Postel pada pertengahan Juni 2010.
Di samping WiMAX, ada
teknologi LTE (long-term evolution) yang juga merupakan bagian dari 4G.
Apa itu LTE? LTE disebut juga sebagai evolusi teknologi komunikasi
selular menuju jaringan broadband (pita lebar) IP secara menyeluruh
(end-to-end).
LTE merupakan pengembangan dari teknologi 3G yang
pada awalnya dari 3GPP 1, dikenal dengan nama R-8 (Release-8), yang
lebih difokuskan ke arah kecepatan transfer data yang lebih tinggi
ketimbang 3.5G. Kabarnya, maksimum kecepatan data transfer yang
ditawarkan mirip dengan WiMAX, yakni mencapai 100 Mbps (downlink).
Di
Indonesia, beberapa operator selular menggelar ujicoba implementasi
LTE. PT Telkomsel salah satunya. Ujicoba dilakukan sekitar akhir bulan
Juni silam. Pengujian dilakukan di tiga tempat yakni di Medan, Jakarta,
dan Denpasar.
Uji coba menggunakan frekuensi 700-1800 Mhz.
Telkomsel melibatkan beberapa vendor seperti Ericsson, Nokia Siemens
Network, Huawei, ZTE. Mereka juga melibatkan beberapa perguruan tinggi
seperti Institut Telkom, Institut Teknologi Bandung, dan beberapa
institusi pendidikan lain.
"Ya, intinya masih sebatas riset.
Karena kami pun menunggu kebijakan dari pemerintah," kata VP Corporate
Account Management Telkomsel, Aulia E Marinto.
"Soal roadmap,
jelas kita akan mengimplementasikan LTE, karena ini sangat mendukung
visi dan misi perusahaan. Teknologi ini memungkinkan perusahaan
melakukan lebih banyak inovasi pada produk dan layanan. Namun,
implementasinya tentu berdasarkan analisa pasar dan kalkulasi bisnis,
sehingga tepat sasaran," jelasnya.
Bagaimana hasil analisa pasar
Telkomsel? "Belum sampai tahap itu. Sampai saat ini, kami masih di tahap
riset teknologi sejak ujicoba bulan Juni lalu," ucap Aulia.
Selain
Telkomsel, PT XL Axiata Tbk (XL) pun berencana untuk mengantisipasi
masuknya teknologi LTE. Bekerja sama dengan PT Ericsson Indonesia, di
bulan April silam, anak perusahaan Axiata Group Berhad itu mengkaji
persiapan ujicoba teknologi LTE.
Ketika itu, Presiden Direktur XL
Hasnul Suhaimi menjanjikan ujicoba tersebut dilaksanakan pada semester
II tahun 2010. "Memang belum dilakukan, tapi sebelum akhir tahun kami
akan uji coba," kata Febriati Nadira, Head of Corporate Communication
XL.
"Jakarta akan menjadi wilayah pertama yang merasakan uji coba
teknologi LTE XL. Kami sudah mendapatkan izin dari pemerintah. Pada
dasarnya, kami hanya ingin mendemonstrasikan apa saja benefit dari
teknologi LTE dengan kecepatan akses data hingga 100 Mbps," tutur Ira.
Sementara
itu, Teguh Prasetya, Head Brand Marketing Indosat, mengatakan
perusahaannya juga tengah mempersiapkan implementasi LTE. "Modernisasi
jaringan dan meningkatkan kapabilitas backbone dengan software hingga
setingkat LTE dapat dilakukan dengan ringkas. Industri tinggal menunggu
tanggal mainnya," ucap dia.
Namun, diakui Teguh, Indosat masih
terus melakukan ujicoba laboratorium bersama vendor yang ditunjuknya
sebelum memasuki fase komersialisasi. "Tahun ini, kita terus eksplorasi
teknologi LTE. Makanya, kalau tidak ada rintangan seharusnya tahun
depan, regulasi sudah siap, operator siap, begitu pun konsumen. Kami di
sisi operator cukup mudah, tinggal menginstal software," tuturnya.